AKHLAK TASAWUF


MEMBACA AL-QUR’AN SEBAGAI OBAT HATI

Disusun Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu: Prof. Dr. M. Zulfa, M.Ag.
 
Disusun oleh:
NORMA SUSANTI
63020160090
EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM (FEBI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA



DAFTAR ISI


 

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pendidikan Hati Sebagai Konsep Menuju Tujuan Akhlak Tasawuf”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf Semester 2 Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
Dalam Penulisan makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingatakan kemampuan yang penyusun miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah pada waktu dan kesempatan berikutnya.
Dalam penulisan makalah ini penyusun menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu, khususnya kepada Prof. Dr. Zulfa M Ag. selaku dosen mata kuliah Akhlak Tasawuf.Akhirnya kami berharap semoga Allah SWT memberikan keberkahan kepada kita semua khususnya kepada mereka yang telah memberikan bantuan,dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal‘Alamiin.

Penulis












BAB I

PENDAHULUAN

Tasawuf merupakan salah satu fenomena dalam Islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia, yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia.[1] Melalui tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan pembersihan diri serta mengamalkan secara benar. banyak pengertian tasawuf yang dirumuskan oleh ulama tasawuf, tetapi tidak mencakup pengertian tasawuf secara menyeluruh. defenisi tasawuf yang dirumuskan oleh ulama tasawuf, tetapi tidak mencakup pengertian tasawuf secara menyeluruh.
Sebagaimana ilmu yang lain, tasawufpun mempunyai objek atau lapangan dan sasaran pembahasannya sendiri. Yang menjadi objek pembahasan tasawuf  ialah  jiwa manusia. Tasawuf  membahas tentang sikap jiwa manusia dalam berhubungan dengan Allah dan sikapnya dalam berhubungan dengan sesama makhluk. Dalam hal ini tasawuf  ingin membersihkan hati itu dari sifat-sifat buruk dan tercela dalam rangka hubungan tersebut. Bila hati sudah suci dan bersih dari noda kotoran, niscaya akan baiklah kehidupan manusia itu, seperti sabda Rasulullah SAW yang artinya: “ketahuilah bahwa di dalam tubuh manusia itu ada segumpal darah, bila segumpal darah itu baik, baiklah tubuh seluruhnya dan apabila segumpal darah itu buruk, buruk pulalah tubuh seluruhnya. Segumpal darah itu ialah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).








BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Hati.

Menurut ilmu biologi qalbu adalah segumpal darah yang terletak di dalam rongga dada, agak sebelah kiri, warnanya agak kecoklatan dan berbentuk segi tiga.[2]Hati yang dalam bahasa Arab disebut qalb berasal dari bahasa Arab qalaba-yaqlibu-qalban,yang berarti membalikkan, memalingkan, menjadikan yang di atas ke bawah; yang di dalam keluar.
Hati adalah hakekat manusia yang dapat menangkap segala pengertian, pengetahuan dan arif, yaitu manusia yang menjadi sasaran dari segala perintah dan larangan Tuhan, yang akan disiksa, dicela dan dituntut segala amal perbuatannya.Kalau manusia lebih takhluk kepada kehendak tubuh lahir yang bersifat hawaniyah dan suka tunduk kepada kehendak syetan, maka napsu muhmainnah lebih cenderung untuk menuruti bisikan Malaikat dan ilham Tuhan. Dua daya inilah yang menjadi  manifestasi adanya hati itu sendiri menjadi tanda gaib bahwa manusia mempunyai ruh (jiwa) yang amat ghaib bagi ilmu manusia.
Selain qalb sering pula kita mendengar istilah bashîrah. Bashîrahbashâir, berarti akal, kecerdikan, ibrah, saksi, hujah mata.Kata bashîrah jika dihubungkan dengan manusia mempunyai empat arti, yaitu ketajaman hati, kecerdasan, kemantapan dalam agama, dan keyakinan hati dalam hal agama dan realita.

B.     Hubungan Tasawuf Dengan Hati.

Esensi dari tasawuf itu akhlak, yakni mengenal cara kita mengontrol hawa nafsu sehingga menjadi orang yang sabar, yang bebas dari hasad, dengki, iri hati,marah, bisa mengontrol dorongan untuk popular (riya‟) dan untuk mendapatkan kejayaan duniawi, dan sebagainya.[3]Konsep ini menolak pandangan bahwa seorang sufi identik dengan caranya berpakaian dan berpenampilan, seperti memelihara janggut, berpakaian serba putih, dan berselendang.
Seorang sufi adalah orang yang mampu mengontrol kendali hatinya agar selalu melahirkan akhlak mulia dan sebaliknya mengekang lahirnya akhlak buruk. Seorang sufi adalah dia yang mampu memenuhi kewajibannya terhadap Allah, sesama, dirinya sendiri,dan lingkungannya. Tidak menganggap bahwa hanya kewajiban pada Allah saja yang harus dipenuhi, yang lainnya boleh (atau bahkan harus)ditinggalkan.Jika inti tasawuf adalah akhlak, maka inti akhlak adalah hati.
 Dalam Hadits Shahih Bukhari, Nabi bersabda,
“ Ketahuilah bahwa dalam setiap tubuh manusia ada sepotong organ yang jika ia sehat maka seluruh tubuhnya juga sehat, dan jika iarusak, maka seluruh tubuhnya rusak. Ketahuilah bahwa organ itu adalah hati.”Akhlak atau perbuatan lahir itu merupakan perwujudan dari apa yang ada dalam jiwa manusia, yaitu hati. Oleh karena itu, memahami hakikat hati dalam Al-Quran sangat penting.

C.    Kandungan Hati.

Fungsi hati adalah sebagai alat untuk memahami realitas dan mempertimbangkan nilai-nilai serta memutuskan suatu tindakan. Hati di samping memiliki potensi yang banyak, ia juga bagaikan wadah yang di dalamnya terdapat muatan-muatan yang memperkuat potensi-potensi itu.Al-Quran menjelaskan bahwa di dalam hati terkandung muatan-muatan seperti:
1.      Hati mengandung penyakit, seperti dalam firman Allah: 
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. QS AlBaqarah [2]:10;  
Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain. Jika kamu bertakwa, maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. QS Al-Ahzâb [33]: 32
2.      Hati mengandung kekufuran, seperti dalam Firman-Nya :
“…Telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya…”. QS Al-Baqarah [2]: 93  
3.      Hati mengandung kesesatan, sebagaimana firman Allah:
“…Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat daripadanya untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari ta‟wilnya, padahal tidak ada yang mngetahui ta‟wilnya melainkan Allah…”. QS „Âli „Imrân [3]: 7 
4.      Hati mengandung keberanian, seperti firman-Nya:
“Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai berita gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Kemenanganmu itu hanyalah dari Allah, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” QS „Âli „Imrân [3]: 126
5.      Hati mengandung perasaan takut, seperti dalam firman-Nya:      
Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri menurunkan keterangan tentang itu. QS „Âli „Imrân [3]: 151 
Keimanan itu amat penting, bukan saja pada saat perang tapi dalam hidup ini. Yang pertama-tama harus ditanamkan kepada manusia adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang Esa, Allah Swt. Dia sebagai pencipta, penolong, pelindung, pemelihara, tempat bergantung, dan sebagai tempat kembali setelah mati.
6.      Hati mengandung penyesalan, sebagaimana dalam firman Allah: 
 “…Kalau mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh‟. Akibat (dari perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah menimbulkan rasa penyesalan yang sangat di dalam hati mereka…”. QS „Âli „Imrân [3]: 156
7.      Hati mengandung kebaikan, sebagaimana dalam firman Allah:  
Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah diambil daripadamu dan Dia akan mengampuni kamu. QS Al-Anfâl [8]: 70
8.      Hati mengandung keimanan, seperti dalam firman Allah: 
“Orang-orang Arab Badui itu berkata: ”Kami telah beriman”. Katakanlah (kepada mereka): “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah „kami telah tunduk”, karena iman belum masuk ke dalam hatimu,... QS Al-Hujurât [49]: 14 
9.      Hati juga mengandung cinta dan kasih sayang, sebagaimana dalam firman Allah:   
“Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan rasul-rasul Kami dan Kami iringi (pula) dengan Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang…”. QS Al-Hadîd [57]: 27
10.  Hati mengandung kedengkian, seperti dalam firman Allah: 
“Ya Tuhan kami berilah ampunan kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman, Ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”. QS Al-Hasyr [59]: 10

D.    Penyakit Hati.


Hati manusia pada saat ia lahir ke bumi ini suci bersih. Dalam perjalanannya, hati manusia itu bisa tetap bersih atau ternodai oleh kotoran-kotoran hawa nafsu dan setan. Jika yang mendominasi hati manusia itu hawa nafsunya atau setan, maka ia sudah terkena penyakit hati. Hati yang sakit sukar menerima kebenaran dan merasa berat untuk melaksanakan ibadah, sebaliknya ia merasa kejahatan dan penyimpangan sebagai kebaikan.Berikut macam penyakit hati :

1.      Hawa Nafsu.
Berikut ini beberapa ayat Al-Quran yang menggambarkan bagaimana pengaruh dari memperturutkan hawa nafsu itu:
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah”. QS Shad [38]: 26.  
Manusia harus bisa mengalahkan hawa nafsunya sendiri. Jika tidak, martabatnya sebagai manusia yang mulia akan turun serendah-rendahnya, bahkan lebih hina dari hewan. Ayat ini merupakan perumpamaan bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah Swt.“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. QS Yûsuf [12]: 53 
Hendaknya manusia selalu berusaha menjauhi hawa nafsu, sebab mengikutinya akan berakibat buruk. Selama manusia hidup hawa nafsu akan selalu berusaha agar bisa mengalahkan suara Ilahi atau hati nurani yang ada pada manusia. Oleh karena itu, manusia harus selalu berhati-hati dalam mengambil setiap tindakan. Apakah tindakan itu berasal dari suara Ilahi atau dari suara hawa nafsu.
2.      Setan.
Selain hawa nafsu, manusia juga bisa tergelincir dari titian hidup yang benar karena godaan setan. Allah berfirman dalam QS Al-Zukhruf [43]: 36,  “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur'an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya”.
Manusia diminta memikirkan lagi dengan sepenuh hati dan akal, sudah benarkah langkah yang telah ditempuhnya dalam hidup ini? Engkau mengharapkan menjadi penghuni surga, tapi mengapa menjauh dari Tuhan?; Engkau takut sekali dengan adzab neraka, tapi mengapa menjadi pengikut setan? Bukankah ini sebuah anomali sikap manusia?  Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanîf semuanya. Dan sesungguhnya mereka didatangi oleh setan yang menyebabkan mereka tersesat dari agama mereka,” (HR Abu Daud dan Tirmidzi).
Dari hati timbulnya kesesatan dan akhlak tercela, dan melalui pendidikan dan penjernihan hati pula manusia akan memperoleh akhlak mulia dan ketaatan. Manusia memiliki kedudukan lebih mulia dibandingkan dengan makhluk lain, karena ia memiliki potensi untuk dididik sehingga dapat tampil sebagai pemimpin di muka bumi. Akan tetapi manusia juga mempunyai kelemahan, seperti Adam dan Hawa berhasil digoda setan hingga keduanya diturunkan ke dunia. Namun keduanya segera bertaubat, insyaf memohon ampun kepada Tuhan. Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kesanggupan, kelebihan sekaligus kelemahan. Untuk itu seharusnya manusia berhati-hati, waspada terhadap bujuk rayu setan, hidup berpedoman kepada petunjuk Tuhan Manusia harus selalu sadar bahwa setan adalah musuhnya yang terbesar dalam hidup ini. Dengan kepandaiannya dalam merayu, setan akan selalu membelokkan manusia dari Tuhannya atau dari kebenaran.


BAB III

MEMAHAMI AL-QURAN


Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw untuk mengeluarkan umat manusia dari kegelapan dan kebodohan menuju cahaya Islam, sehingga menjadi benar-benar umat yang baik dan terbaik yang pernah ada di muka bumi ini. Diantara ciri khas atau keistimewaan yang dimiliki Al-Qur’an adalah ia bisa memberi syafa’at pada hari kiamat pada orang-orang yang membacanya dan mengkajinya.
Al-Qur’an yang merupakan wahyu Allah Swt yang paling mulia, senantiasa telah memberikan banyak hikmah dan manfaat bagi kita yang ingin mempelajarinya. Karena kita sebagai hamba Allah Swt yang beriman hendaknya kita menunaikan kewajiban kita untuk membaca, mempelajari dan memaknai setiap ayat-ayat Al-Qur’an. Karena dengan hal itu kita akan mendapatkan banyak manfaat yang diperoleh dari mempelajari kitab suci Al-Qur’an.
Bacaan Al-Qur’an umumnya memiliki efek yang sangat baik untuk tubuh, seperti; memberikan efek menenangkan, meningkatkan kreativitas, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan konsentrasi, menyembuhkan berbagai penyakit, menciptakan suasana damai dan meredakan ketegangan saraf otak, meredakan kegelisahan, mengatasi rasa takut, memperkuat kepribadian, meningkatkan kemampuan berbahasa, dan lain-lain. Beriman kepada kitab-kitab Allah merupakan rukun iman yang ke-3. Dengan membaca al quran ada banyak sekali manfaat serta keutamaan yang didapatkan, diantaranya sebagai berikut.
1.      Akan menuntun kita ke jalan yang baik, benar, dan diberikan keselamatan
Dengan membaca al quran kita semua akan tertuntun ke jalan yang benar dan tentunya kita akan selalu diberikan keselamatan. Sesuai dengan firman Allah didalam QS. Al Isra ayat 9 dimana dalam ayat tersebut telah tertulis jelas bahwa dengan membaca al quran kita akan diberikan petunjuk atau jalan yang lurus dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mu’min.
2.      Dapat melembutkan hati seseorang
Membaca Al-Quran juga dapat menjadikan hati seseorang menjadi lembut dan ungkapan ini juga sesuai dengan perkataan Wuhaib rahimahullah.
3.      Akan membuat hati menjadi tentram
Orang yang membaca al quran hatinya akan menjadi tentram terlebih lagi setelah melaksanakan shalat fardhu maupun shalat sunnah kemudian membaca Al-Quran. Selain menjadikan hati menjadi tentram, kita juga akan mendapatkan pahala. Dan keutamaan ini juga telah tertera didalam Al-Quran yang merupakan firman Allah SWT dalam QS. Ar-Ra’d ayat 28
4.      Melimpahkan rahmat dan penawar bagi berbagai macam penyakit
Manfaat dan keutamaan yang satu ini juga tertulis jelas didalam Al-Quran diantaranya pada QS. Al-Isra ayat 82 dimana Al-Quran diturunkan sebagai penawar serta pemberi rahmat untuk orang-orang yang beriman. Al-Quran sebagai juga kitab yang berisikan mengenai pelajaran dari Allah SWT yang juga dapat dijadikan sebagai obat penyembuh jiwa serta sebagai pemberi petunjuk dan rahmat untuk mereka orang-orang beriman yang tertulis pada QS. Yunus ayat 57.
Selain kedua ayat tersebut Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam juga mengatakan jika obat-obat yang dapat menyembuhkan penyakit ada 2 yaitu madu dan Al Quran sebagaimana yang telah diriwayatkan dalam HR. Ibnu Majjah dan Ibnu Mas’ud.
5.      Akan membawa syafa’at bagi kita di akhirat
Karena sesungguhnya Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam telah bersabda bahwasanya jika seseorang selama hidupnya selalu membaca al quran maka ketika kiamat nanti akan menjadi syafa’at untuk orang-orang yang membaca Al-Quran tersebut.
6.      Menghilangkan Penyakit Hati dengan Baca Alquran
Baca Alquran yang dapat mengobati hati ialah membaca dengan meresapi ayat-ayat di dalamnya. Sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut yang menyatakan “Sesungguhnya orang-orang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenaNya) dan hanyalah kepada Tuhanlah mereka bertawakal” (Q.S 8:2). Tampak bahwa hati memiliki kaitan yang sangat dekat dengan bacaan bacaan alquran. Lebih dari itu, respon biologis tubuh terhadap bacaan alquran ternyata terbukti memiliki dampak yang positif. Diantaranya adalah memperoleh perasaan damai, tentram dan ketenangan melalui penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan dalam kaitannya menguji respon tubuh terhadap bacaan alquran.

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran ataukah hati mereka terkunci? QS Muhammad [47]: Seorang muslim harus terbiasa membaca, merenungkan dan memahami ayat-ayat Al-Quran. Al-Quran bukan sekedar bacaan biasa, ia bisa memberi petunjuk kepada hati yang sedang bimbang, sebagai obat bagi hati yang sakit, dan bisa mengurai fikiran yang kusut. Disebutkan pula dalam QS Al-Zumar [39]: 23,   “Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya.”.apabila orang mukmin membaca ayat-ayat yang berisi siksa, tegak bulu romanya, takut kepada Allah, tetapi apabila dibacanya ayat-ayat yang berisi kabar gembira dan pahala, lunak lembut hatinya dan hilang ketakutan yang telah dideritanya.cviii Orang-orang itulah yang dibukakan hatinya menerima kebenaran, condong hatinya ke jalan yang lurus, merdu didengarnya suara Al-Quran dan masuk ke dalam jiwanya. Ayat-ayat tentang siksa itu membuat orang mukmin takut, karena memikirkan nasibnya di masa hidup setelah mati. Ia merasa amal-amal baiknya belum seberapa banyaknya, dan yang sedikit itu pun apakah Tuhan berkenan menerimanya atau tidak. Tapi ketika mendengar nama Tuhan, orang mukmin tenang hatinya, karena Dia-lah satu-satunya tempat berlindung dan memohon pertolongan baginya; ingat pula ia akan Rahmân dan Rahîm-Nya Allah itu. Harapannya semoga Tuhan berkenan memohonkan maaf atas segala kekhilafannya. 




BAB IV

KESIMPULAN

Hati adalah hakekat manusia yang dapat menangkap segala pengertian, pengetahuan dan arif, yaitu manusia yang menjadi sasaran dari segala perintah dan larangan Tuhan, yang akan disiksa, dicela dan dituntut segala amal perbuatannya.Kalau manusia lebih takhluk kepada kehendak tubuh lahir yang bersifat hawaniyah dan suka tunduk kepada kehendak syetan, maka napsu muhmainnah lebih cenderung untuk menuruti bisikan Malaikat dan ilham Tuhan. Dua daya inilah yang menjadi  manifestasi adanya hati itu sendiri menjadi tanda gaib bahwa manusia mempunyai ruh (jiwa) yang amat ghaib bagi ilmu manusia.
Dengan mengetahui berbagai manfaat dari alquran secara nyata bahkan dibuktikan secara ilmiah, kaum muslimin tidak hanya dianjurkan untuk membaca quran namun memaknai secara lebih dalam. Melalui pemaknaan tersebut, akan dapat diketahui bagaimana pedoman hidup kaum muslim yang sesungguhnya serta menghindarkan diri dari berbagai penyakit hati. Pencegahan indikasi terkontaminasi penyakit hati memang dapat pula dilakukan dengan menunaikan ibadah lain, namun ibadah baca Alquran adalah salah satu metode yang diangga efisien sebab tertulis jelas apa yang menjadi solusi bagi penyakit hati yang di derita oleh kaum muslimin dalam kandungan ayat suci alquran tersebut.









DAFTAR PUSTAKA

Jejen Musfah,2017 HATI DALAM TAFSIR AL-AZHAR HAMKA https://www.academia.edu/4152127/Pendidikan_Hati_dalam_Tafsir_Al-Azhar_Hamka (diakses pada 12 April 2017,Pukul 13.30)
Stit Attaqwa,2012 Hati Dan Jiwa Dalam Perspektif Para Ahli Tasawuf, http://stitattaqwa.blogspot.co.id/2012/03/hati-dan-jiwa-dalam-perspektif-para.html (diakses pada 12 April 2017,Pukul 13.45)
QuranDigital.com Blog, 2015 Membaca Quran sebagai obat hati https://qurandigital.com/blog/membaca-quran-obat-hati/ (diakses pada 13 Juni 2017,Pukul 21.30)


[1]  Jejen Musfah, “ Hati Dalam Tafsir,” Hamka, diakses dari https://www.academia.edu/4152127/Pendidikan_Hati_dalam_Tafsir_Al-Azhar_Hamka pada tanggal 12 April 2017 Pukul 12.30.

[2] Stit At-taqwa,” HATI DAN JIWA DALAM PERSPEKTIF PARA AHLI TASAWUF,” di akses dari http://stitattaqwa.blogspot.co.id/2012/03/hati-dan-jiwa-dalam-perspektif-para.html , pada tanggal 12 April 2017 Pukul 12.45.

[3]Jejen Musfah,” HATI DALAM TAFSIR AL-AZHAR HAMKA,”di akses dari https://www.academia.edu/4152127/Pendidikan_Hati_dalam_Tafsir_Al-Azhar_Hamka pada tanggal 12 April 2017 Pukul 12.30.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona Puncak Andong di Magelang