AKHLAK TASAWUF
MEMBACA AL-QUR’AN
SEBAGAI OBAT HATI
Disusun Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata
Kuliah Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu: Prof. Dr. M. Zulfa, M.Ag.
Disusun oleh:
NORMA SUSANTI
63020160090
EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM (FEBI)
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN)
SALATIGA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Pendidikan Hati
Sebagai Konsep Menuju Tujuan Akhlak Tasawuf”. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Akhlak
Tasawuf Semester 2 Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga.
Dalam Penulisan makalah ini penyusun merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingatakan
kemampuan yang penyusun miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah pada waktu dan kesempatan
berikutnya.
Dalam penulisan makalah ini penyusun
menyampaikan terimakasih kepada
pihak-pihak yang membantu, khususnya kepada Prof. Dr. Zulfa M Ag. selaku dosen
mata kuliah Akhlak Tasawuf.Akhirnya kami berharap semoga Allah SWT memberikan keberkahan kepada kita semua khususnya kepada mereka yang telah memberikan bantuan,dan
dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal‘Alamiin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Tasawuf merupakan salah satu fenomena dalam Islam yang memusatkan perhatian pada
pembersihan aspek rohani manusia, yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia.[1]
Melalui tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan
pembersihan diri serta mengamalkan secara benar. banyak pengertian tasawuf yang
dirumuskan oleh ulama tasawuf, tetapi tidak mencakup pengertian tasawuf secara
menyeluruh. defenisi tasawuf yang dirumuskan oleh ulama tasawuf, tetapi tidak
mencakup pengertian tasawuf secara menyeluruh.
Sebagaimana
ilmu yang lain, tasawufpun mempunyai objek atau lapangan dan sasaran
pembahasannya sendiri. Yang menjadi objek pembahasan tasawuf ialah
jiwa manusia. Tasawuf membahas
tentang sikap jiwa manusia dalam berhubungan dengan Allah dan sikapnya dalam
berhubungan dengan sesama makhluk. Dalam hal ini tasawuf ingin membersihkan hati itu dari sifat-sifat
buruk dan tercela dalam rangka hubungan tersebut. Bila hati sudah suci dan
bersih dari noda kotoran, niscaya akan baiklah kehidupan manusia itu, seperti
sabda Rasulullah SAW yang artinya: “ketahuilah
bahwa di dalam tubuh manusia itu ada segumpal darah, bila segumpal darah itu
baik, baiklah tubuh seluruhnya dan apabila segumpal darah itu buruk, buruk
pulalah tubuh seluruhnya. Segumpal darah itu ialah hati.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hati.
Menurut ilmu biologi qalbu adalah segumpal darah yang terletak di dalam
rongga dada, agak sebelah kiri, warnanya agak kecoklatan dan berbentuk segi
tiga.[2]Hati yang dalam bahasa Arab disebut qalb berasal dari bahasa Arab
qalaba-yaqlibu-qalban,yang berarti membalikkan, memalingkan, menjadikan yang di
atas ke bawah; yang di dalam keluar.
Hati adalah hakekat manusia yang dapat menangkap segala pengertian,
pengetahuan dan arif, yaitu manusia yang menjadi sasaran dari segala perintah
dan larangan Tuhan, yang akan disiksa, dicela dan dituntut segala amal
perbuatannya.Kalau manusia lebih takhluk kepada
kehendak tubuh lahir yang bersifat hawaniyah dan suka tunduk kepada kehendak
syetan, maka napsu muhmainnah lebih cenderung untuk menuruti bisikan Malaikat
dan ilham Tuhan. Dua daya inilah yang menjadi
manifestasi adanya hati itu sendiri menjadi tanda gaib bahwa manusia
mempunyai ruh (jiwa) yang amat ghaib bagi ilmu manusia.
Selain qalb sering pula kita mendengar istilah bashîrah.
Bashîrahbashâir, berarti akal, kecerdikan, ibrah, saksi, hujah mata.Kata
bashîrah jika dihubungkan dengan manusia mempunyai empat arti, yaitu ketajaman
hati, kecerdasan, kemantapan dalam agama, dan keyakinan hati dalam hal agama
dan realita.
B. Hubungan Tasawuf Dengan Hati.
Esensi dari tasawuf itu akhlak, yakni mengenal cara kita mengontrol hawa
nafsu sehingga menjadi orang yang sabar, yang bebas dari hasad, dengki, iri
hati,marah, bisa mengontrol dorongan untuk popular (riya‟) dan
untuk mendapatkan kejayaan duniawi, dan sebagainya.[3]Konsep
ini menolak pandangan bahwa seorang sufi identik dengan caranya berpakaian dan
berpenampilan, seperti memelihara janggut, berpakaian serba putih, dan
berselendang.
Seorang sufi adalah orang yang mampu mengontrol kendali hatinya agar selalu
melahirkan akhlak mulia dan sebaliknya mengekang lahirnya akhlak buruk. Seorang
sufi adalah dia yang mampu memenuhi kewajibannya terhadap Allah, sesama,
dirinya sendiri,dan lingkungannya. Tidak menganggap bahwa hanya kewajiban pada
Allah saja yang harus dipenuhi, yang lainnya boleh (atau bahkan
harus)ditinggalkan.Jika inti tasawuf adalah akhlak, maka inti akhlak adalah
hati.
Dalam Hadits Shahih Bukhari, Nabi
bersabda,
“ Ketahuilah bahwa dalam setiap tubuh manusia ada sepotong
organ yang jika ia sehat maka seluruh tubuhnya juga sehat, dan jika
iarusak, maka seluruh tubuhnya rusak. Ketahuilah bahwa organ itu adalah hati.”Akhlak atau perbuatan lahir itu merupakan perwujudan dari apa yang ada
dalam jiwa manusia, yaitu hati. Oleh karena itu, memahami hakikat hati dalam
Al-Quran sangat penting.
C. Kandungan Hati.
Fungsi hati adalah sebagai alat untuk memahami realitas dan
mempertimbangkan nilai-nilai serta memutuskan suatu tindakan. Hati di samping
memiliki potensi yang banyak, ia juga bagaikan wadah yang di dalamnya terdapat
muatan-muatan yang memperkuat potensi-potensi itu.Al-Quran menjelaskan bahwa di
dalam hati terkandung muatan-muatan seperti:
1.
Hati
mengandung penyakit, seperti dalam firman Allah:
Dalam
hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya dan bagi mereka siksa
yang pedih, disebabkan mereka berdusta. QS AlBaqarah [2]:10;
Hai
isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain. Jika kamu
bertakwa, maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah
orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. QS
Al-Ahzâb [33]: 32
2.
Hati
mengandung kekufuran, seperti dalam Firman-Nya :
“…Telah
diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena
kekafirannya…”. QS Al-Baqarah [2]: 93
3.
Hati
mengandung kesesatan, sebagaimana firman Allah:
“…Adapun
orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti
ayat-ayat yang mutasyabihat daripadanya untuk menimbulkan fitnah dan untuk
mencari-cari ta‟wilnya, padahal tidak ada yang mngetahui ta‟wilnya melainkan
Allah…”. QS „Âli „Imrân [3]: 7
4.
Hati
mengandung keberanian, seperti firman-Nya:
“Allah tidak
menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai berita gembira bagi
(kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Kemenanganmu itu hanyalah
dari Allah, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” QS „Âli „Imrân [3]: 126
5.
Hati
mengandung perasaan takut, seperti dalam firman-Nya:
Akan Kami
masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka
mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri menurunkan keterangan
tentang itu. QS „Âli „Imrân [3]: 151
Keimanan itu
amat penting, bukan saja pada saat perang tapi dalam hidup ini. Yang
pertama-tama harus ditanamkan kepada manusia adalah kepercayaan kepada Tuhan
Yang Esa, Allah Swt. Dia sebagai pencipta, penolong, pelindung, pemelihara,
tempat bergantung, dan sebagai tempat kembali setelah mati.
6.
Hati
mengandung penyesalan, sebagaimana dalam firman Allah:
“…Kalau mereka tetap bersama-sama kita
tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh‟. Akibat (dari perkataan dan
keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah menimbulkan rasa penyesalan yang
sangat di dalam hati mereka…”. QS „Âli „Imrân [3]: 156
7.
Hati
mengandung kebaikan, sebagaimana dalam firman Allah:
Jika Allah
mengetahui ada kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan kepadamu yang
lebih baik dari apa yang telah diambil daripadamu dan Dia akan mengampuni kamu.
QS Al-Anfâl [8]: 70
8.
Hati
mengandung keimanan, seperti dalam firman Allah:
“Orang-orang
Arab Badui itu berkata: ”Kami telah beriman”. Katakanlah (kepada mereka): “Kamu
belum beriman, tetapi katakanlah „kami telah tunduk”, karena iman belum masuk
ke dalam hatimu,... QS Al-Hujurât [49]: 14
9.
Hati
juga mengandung cinta dan kasih sayang, sebagaimana dalam firman Allah:
“Kemudian Kami
iringi di belakang mereka dengan rasul-rasul Kami dan Kami iringi (pula) dengan
Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati
orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang…”. QS Al-Hadîd [57]:
27
10.
Hati
mengandung kedengkian, seperti dalam firman Allah:
“Ya Tuhan kami berilah ampunan kami
dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan
janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang
yang beriman, Ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha
Penyayang”. QS Al-Hasyr [59]: 10
D. Penyakit Hati.
Hati manusia pada saat ia lahir ke bumi ini suci bersih. Dalam perjalanannya, hati manusia itu bisa tetap bersih atau
ternodai oleh kotoran-kotoran hawa nafsu dan setan. Jika yang mendominasi hati
manusia itu hawa nafsunya atau setan, maka ia sudah terkena penyakit hati. Hati
yang sakit sukar menerima kebenaran dan merasa berat untuk melaksanakan ibadah,
sebaliknya ia merasa kejahatan dan penyimpangan sebagai kebaikan.Berikut macam
penyakit hati :
1.
Hawa Nafsu.
Berikut ini beberapa
ayat Al-Quran yang menggambarkan bagaimana pengaruh dari memperturutkan hawa
nafsu itu:
“Hai Daud, sesungguhnya
Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan
(perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah”. QS Shad [38]: 26.
Manusia harus bisa
mengalahkan hawa nafsunya sendiri. Jika tidak, martabatnya sebagai manusia yang
mulia akan turun serendah-rendahnya, bahkan lebih hina dari hewan. Ayat ini
merupakan perumpamaan bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah Swt.“Dan
aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu
selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh
Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. QS Yûsuf
[12]: 53
Hendaknya manusia selalu
berusaha menjauhi hawa nafsu, sebab mengikutinya akan berakibat buruk. Selama
manusia hidup hawa nafsu akan selalu berusaha agar bisa mengalahkan suara Ilahi
atau hati nurani yang ada pada manusia. Oleh karena itu, manusia harus selalu
berhati-hati dalam mengambil setiap tindakan. Apakah tindakan itu berasal dari
suara Ilahi atau dari suara hawa nafsu.
2. Setan.
Selain hawa nafsu,
manusia juga bisa tergelincir dari titian hidup yang benar karena godaan setan.
Allah berfirman dalam QS Al-Zukhruf [43]: 36, “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran
Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur'an), Kami adakan baginya syaitan (yang
menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya”.
Manusia diminta
memikirkan lagi dengan sepenuh hati dan akal, sudah benarkah langkah yang telah
ditempuhnya dalam hidup ini? Engkau mengharapkan menjadi penghuni surga, tapi
mengapa menjauh dari Tuhan?; Engkau takut sekali dengan adzab neraka, tapi
mengapa menjadi pengikut setan? Bukankah ini sebuah anomali sikap manusia? Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Sesungguhnya
Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanîf semuanya. Dan sesungguhnya
mereka didatangi oleh setan yang menyebabkan mereka tersesat dari agama
mereka,” (HR Abu Daud dan Tirmidzi).
Dari hati timbulnya
kesesatan dan akhlak tercela, dan melalui pendidikan dan penjernihan hati pula
manusia akan memperoleh akhlak mulia dan ketaatan. Manusia memiliki kedudukan
lebih mulia dibandingkan dengan makhluk lain, karena ia memiliki potensi untuk
dididik sehingga dapat tampil sebagai pemimpin di muka bumi. Akan tetapi
manusia juga mempunyai kelemahan, seperti Adam dan Hawa berhasil digoda setan
hingga keduanya diturunkan ke dunia. Namun keduanya segera bertaubat, insyaf
memohon ampun kepada Tuhan. Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kesanggupan,
kelebihan sekaligus kelemahan. Untuk itu seharusnya manusia berhati-hati,
waspada terhadap bujuk rayu setan, hidup berpedoman kepada petunjuk Tuhan
Manusia harus selalu sadar bahwa setan adalah musuhnya yang terbesar dalam
hidup ini. Dengan kepandaiannya dalam merayu, setan akan selalu membelokkan
manusia dari Tuhannya atau dari kebenaran.
BAB III
MEMAHAMI AL-QURAN
Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw untuk mengeluarkan umat
manusia dari kegelapan dan kebodohan menuju cahaya Islam, sehingga menjadi
benar-benar umat yang baik dan terbaik yang pernah ada di muka bumi ini.
Diantara ciri khas atau keistimewaan yang dimiliki Al-Qur’an adalah ia bisa
memberi syafa’at pada hari kiamat pada orang-orang yang membacanya dan
mengkajinya.
Al-Qur’an yang
merupakan wahyu Allah Swt yang paling mulia, senantiasa telah memberikan banyak
hikmah dan manfaat bagi kita yang ingin mempelajarinya. Karena kita sebagai
hamba Allah Swt yang beriman hendaknya kita menunaikan kewajiban kita untuk
membaca, mempelajari dan memaknai setiap ayat-ayat Al-Qur’an. Karena dengan hal
itu kita akan mendapatkan banyak manfaat yang diperoleh dari mempelajari kitab
suci Al-Qur’an.
Bacaan Al-Qur’an umumnya memiliki efek yang sangat baik untuk tubuh, seperti; memberikan efek menenangkan, meningkatkan kreativitas, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan konsentrasi, menyembuhkan berbagai penyakit, menciptakan suasana damai dan meredakan ketegangan saraf otak, meredakan kegelisahan, mengatasi rasa takut, memperkuat kepribadian, meningkatkan kemampuan berbahasa, dan lain-lain. Beriman kepada kitab-kitab Allah merupakan rukun iman yang ke-3. Dengan membaca al quran ada banyak sekali manfaat serta keutamaan yang didapatkan, diantaranya sebagai berikut.
Bacaan Al-Qur’an umumnya memiliki efek yang sangat baik untuk tubuh, seperti; memberikan efek menenangkan, meningkatkan kreativitas, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan konsentrasi, menyembuhkan berbagai penyakit, menciptakan suasana damai dan meredakan ketegangan saraf otak, meredakan kegelisahan, mengatasi rasa takut, memperkuat kepribadian, meningkatkan kemampuan berbahasa, dan lain-lain. Beriman kepada kitab-kitab Allah merupakan rukun iman yang ke-3. Dengan membaca al quran ada banyak sekali manfaat serta keutamaan yang didapatkan, diantaranya sebagai berikut.
1. Akan menuntun kita ke jalan yang baik, benar, dan
diberikan keselamatan
Dengan membaca al quran
kita semua akan tertuntun ke jalan yang benar dan tentunya kita akan selalu
diberikan keselamatan. Sesuai dengan firman Allah didalam QS. Al Isra ayat 9
dimana dalam ayat tersebut telah tertulis jelas bahwa dengan membaca al quran kita
akan diberikan petunjuk atau jalan yang lurus dan memberikan kabar gembira
kepada orang-orang mu’min.
2. Dapat melembutkan hati seseorang
Membaca Al-Quran juga
dapat menjadikan hati seseorang menjadi lembut dan ungkapan ini juga sesuai
dengan perkataan Wuhaib rahimahullah.
3. Akan membuat hati menjadi tentram
Orang yang membaca al
quran hatinya akan menjadi tentram terlebih lagi setelah melaksanakan shalat
fardhu maupun shalat sunnah kemudian membaca Al-Quran. Selain menjadikan hati
menjadi tentram, kita juga akan mendapatkan pahala. Dan keutamaan ini juga
telah tertera didalam Al-Quran yang merupakan firman Allah SWT dalam QS.
Ar-Ra’d ayat 28
4. Melimpahkan rahmat dan penawar bagi berbagai macam
penyakit
Manfaat dan keutamaan
yang satu ini juga tertulis jelas didalam Al-Quran diantaranya pada QS. Al-Isra
ayat 82 dimana Al-Quran diturunkan sebagai penawar serta pemberi rahmat untuk
orang-orang yang beriman. Al-Quran sebagai juga kitab yang berisikan mengenai
pelajaran dari Allah SWT yang juga dapat dijadikan sebagai obat penyembuh jiwa
serta sebagai pemberi petunjuk dan rahmat untuk mereka orang-orang beriman yang
tertulis pada QS. Yunus ayat 57.
Selain kedua ayat
tersebut Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam juga mengatakan jika obat-obat
yang dapat menyembuhkan penyakit ada 2 yaitu madu dan Al Quran sebagaimana yang
telah diriwayatkan dalam HR. Ibnu Majjah dan Ibnu Mas’ud.
5. Akan membawa syafa’at bagi kita di akhirat
Karena sesungguhnya
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam telah bersabda bahwasanya jika seseorang selama
hidupnya selalu membaca al quran maka ketika kiamat nanti akan menjadi syafa’at
untuk orang-orang yang membaca Al-Quran tersebut.
6. Menghilangkan Penyakit Hati dengan Baca Alquran
Baca Alquran yang dapat mengobati hati ialah membaca dengan meresapi ayat-ayat
di dalamnya. Sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut yang menyatakan
“Sesungguhnya orang-orang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman
mereka (karenaNya) dan hanyalah kepada Tuhanlah mereka bertawakal” (Q.S 8:2).
Tampak bahwa hati memiliki kaitan yang sangat dekat dengan bacaan bacaan
alquran. Lebih dari itu, respon biologis tubuh terhadap bacaan alquran ternyata
terbukti memiliki dampak yang positif. Diantaranya adalah memperoleh perasaan
damai, tentram dan ketenangan melalui penelitian yang dilakukan oleh para
ilmuan dalam kaitannya menguji respon tubuh terhadap bacaan alquran.
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran ataukah hati mereka
terkunci? QS Muhammad [47]: Seorang muslim harus terbiasa membaca, merenungkan
dan memahami ayat-ayat Al-Quran. Al-Quran bukan sekedar bacaan biasa, ia bisa
memberi petunjuk kepada hati yang sedang bimbang, sebagai obat bagi hati yang
sakit, dan bisa mengurai fikiran yang kusut. Disebutkan pula dalam QS Al-Zumar
[39]: 23, “Allah telah menurunkan
perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya)
lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada
Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat
Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada
seorangpun pemberi petunjuk baginya.”.apabila orang mukmin membaca ayat-ayat
yang berisi siksa, tegak bulu romanya, takut kepada Allah, tetapi apabila
dibacanya ayat-ayat yang berisi kabar gembira dan pahala, lunak lembut hatinya
dan hilang ketakutan yang telah dideritanya.cviii Orang-orang itulah yang
dibukakan hatinya menerima kebenaran, condong hatinya ke jalan yang lurus,
merdu didengarnya suara Al-Quran dan masuk ke dalam jiwanya. Ayat-ayat tentang
siksa itu membuat orang mukmin takut, karena memikirkan nasibnya di masa hidup
setelah mati. Ia merasa amal-amal baiknya belum seberapa banyaknya, dan yang
sedikit itu pun apakah Tuhan berkenan menerimanya atau tidak. Tapi ketika
mendengar nama Tuhan, orang mukmin tenang hatinya, karena Dia-lah satu-satunya
tempat berlindung dan memohon pertolongan baginya; ingat pula ia akan Rahmân
dan Rahîm-Nya Allah itu. Harapannya semoga Tuhan berkenan memohonkan maaf atas
segala kekhilafannya.
BAB IV
KESIMPULAN
Hati adalah hakekat manusia yang dapat menangkap segala pengertian,
pengetahuan dan arif, yaitu manusia yang menjadi sasaran dari segala perintah
dan larangan Tuhan, yang akan disiksa, dicela dan dituntut segala amal
perbuatannya.Kalau manusia lebih takhluk kepada
kehendak tubuh lahir yang bersifat hawaniyah dan suka tunduk kepada kehendak
syetan, maka napsu muhmainnah lebih cenderung untuk menuruti bisikan Malaikat
dan ilham Tuhan. Dua daya inilah yang menjadi
manifestasi adanya hati itu sendiri menjadi tanda gaib bahwa manusia
mempunyai ruh (jiwa) yang amat ghaib bagi ilmu manusia.
Dengan mengetahui
berbagai manfaat dari alquran secara nyata bahkan dibuktikan secara ilmiah,
kaum muslimin tidak hanya dianjurkan untuk membaca quran namun memaknai secara
lebih dalam. Melalui pemaknaan tersebut, akan dapat diketahui bagaimana pedoman
hidup kaum muslim yang sesungguhnya serta menghindarkan diri dari berbagai
penyakit hati. Pencegahan indikasi terkontaminasi penyakit hati memang dapat
pula dilakukan dengan menunaikan ibadah lain, namun ibadah baca Alquran adalah salah satu metode yang diangga efisien sebab tertulis jelas apa
yang menjadi solusi bagi penyakit hati yang di
derita oleh kaum muslimin dalam kandungan ayat suci alquran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Jejen Musfah,2017 HATI
DALAM TAFSIR AL-AZHAR HAMKA https://www.academia.edu/4152127/Pendidikan_Hati_dalam_Tafsir_Al-Azhar_Hamka (diakses pada 12 April 2017,Pukul 13.30)
Stit Attaqwa,2012 Hati Dan Jiwa Dalam
Perspektif Para Ahli Tasawuf, http://stitattaqwa.blogspot.co.id/2012/03/hati-dan-jiwa-dalam-perspektif-para.html (diakses pada 12 April 2017,Pukul 13.45)
https://islamdownload.net/125465-manfaat-membaca-al-quran-di-dalam-kehidupan.html (diakses pada 13 Juni 2017,Pukul 21.00)
QuranDigital.com Blog,
2015 Membaca Quran sebagai obat hati https://qurandigital.com/blog/membaca-quran-obat-hati/ (diakses pada 13 Juni 2017,Pukul 21.30)
[1] Jejen Musfah, “ Hati Dalam Tafsir,” Hamka,
diakses dari https://www.academia.edu/4152127/Pendidikan_Hati_dalam_Tafsir_Al-Azhar_Hamka
pada tanggal 12 April 2017 Pukul 12.30.
[2] Stit At-taqwa,” HATI DAN JIWA DALAM PERSPEKTIF PARA AHLI TASAWUF,” di akses dari http://stitattaqwa.blogspot.co.id/2012/03/hati-dan-jiwa-dalam-perspektif-para.html , pada tanggal 12 April 2017 Pukul 12.45.
[3]Jejen
Musfah,” HATI DALAM TAFSIR AL-AZHAR HAMKA,”di akses dari https://www.academia.edu/4152127/Pendidikan_Hati_dalam_Tafsir_Al-Azhar_Hamka pada tanggal 12 April 2017 Pukul 12.30.
Komentar
Posting Komentar